Banyak hal yang sudah terjadi selama kita jadi 1 kota beb....
Namun dari banyak hal itu, aku baru tahu kalau aku bukan orang yang benar-benar baik seperti yang aku pikir selama ini. Aku gak tau, apakah ini karena emang aku ga baik, atau karena kamu yang berhasil menanamkan pikiran gak baik itu ke aku. Tapi mungkin juga aku bukan orang yang baik.
pertama, ketika aku tahu bahwa aku gak lolos psikotes untuk pekerjaanku dan disana, dihasil psikotes itu tertulis dengan jelas bahwa aku TIDAK DISARANKAN untuk diterima dipekerjaanku ini. Aku begitu depresi dan stress karena aku ga tau bahwa kepribadianku seburuk itu. Aku berpikir bahwa aku baik-baik saja dan OMG! Aku ternyata orang yang sangat2 buruk. Tapi aku senang kamu mendukung aku.
Kedua, kita berantem, dan lagi-lagi kamu bilang putus. Itu karena aku ungkit-ungkit bahwa kamu manfaatin aku. Maksudku bukan manfaatin dalam hal uang, iya oke, kadang aku ngerasa kamu manfaatin dalam hal itu kalo pas lagi berantem. Cuma saat itu maksud aku adalah kamu manfaatin perasaanku, aku udah kasi semua, perjuanganku, pikiranku, tenaga, uang, semua. Dan terkadang kamu kalau berantem enak aja bilang bubar. Tapi saat itu selain ngajak putus kamu bilang kalau aku adalah satu-satunya orang yang bikin kamu down dan ngerasa gak bisa apa-apa, aku egois dan selalu ngerasa menang sendiri. Aku bener2 gak tau aku seburuk itu dengan semua penjelasan kamu, tentang hidup kamu yang bakalan fine-fine aja kalau aku gak datang ke sini, nyusul kamu. Atau tentang kendaraan yang kamu ambil hanya karena untuk aku. Aku saat itu merasa orang paling buruk di dunia dan ga pengen ketemu kamu. Oke, dan kamu maafin aku dan kita baikan (dengan beberapa syarat dari kamu).
Ketiga, pagi ini aku pengen kamu bisa antar aku ke suatu tempat karena pekerjaanku. Aku tau permintaanku bakalan ga terpenuhi karena kamu sendiri kerja. Lalu aku buka FB kamu dan nemu foto kamu yang di tag temen kamu pas kalian jalan kemarin Minggu. Aku gak tau kenapa, ga bisa lagi kontrol emosi dan aku komen yang intinya menyulut emosi kamu. Dan kamu juga mungkin udah muak sama kelakuan aku yang suka marah-marah kalau keinginanku gak terpenuhi, kamu juga mulai maki-maki aku di FB. Dan aku spechless.
Maksudku, aku tiba-tiba ngerasa biasa aja, kamu ga bisa antar aku maklum, aku ga marah lagi dan ak bisa mengendalikan diriku walaupun aku pengen marah. Cuma sekarang kamu telepon-telepon terus minta putus. Aku antara mikir, dan juga capek kerja, dan juga malas bahas ini, aku pengen bangun aja besok pagi dan kita baik-baik saja.
Aku ga tahu apa yang bakal terjadi beberapa menit ke depan ini. Mungkin kamu bener-bener pergi atau putusin atau apa. Aku gak tau dan saat ini aku bener gak pengen ngerasain apa-apa. Galau pun nggak pengen, seneng juga nggak pengen.
Kadang-kadang aku ngerasa kamu anggap enteng, kamu putusin, kamu maafin, kamu marahin, lalu kamu baikin lagi, kamu manjain lagi. Mungkin kamu tersiksa lakuin itu. Tapi aku bahkan nggak tau, kamu masi sayang aku bener-bener atau nggak karena sekarang semakin sering kamu pengen putus dari aku. Kadang aku ngerasa, TUHAN, apa aku harus bener-bener lepasin dia. Meskipun awalnya adalah kesalahanku. Apa aku gak boleh lagi memperbaiki dan apa dia sudah TUHAN jadikan ga sayang lagi sehingga bisa lepasin aku.
GOD, PLEASE MAKE ME NUMB.
Namun dari banyak hal itu, aku baru tahu kalau aku bukan orang yang benar-benar baik seperti yang aku pikir selama ini. Aku gak tau, apakah ini karena emang aku ga baik, atau karena kamu yang berhasil menanamkan pikiran gak baik itu ke aku. Tapi mungkin juga aku bukan orang yang baik.
pertama, ketika aku tahu bahwa aku gak lolos psikotes untuk pekerjaanku dan disana, dihasil psikotes itu tertulis dengan jelas bahwa aku TIDAK DISARANKAN untuk diterima dipekerjaanku ini. Aku begitu depresi dan stress karena aku ga tau bahwa kepribadianku seburuk itu. Aku berpikir bahwa aku baik-baik saja dan OMG! Aku ternyata orang yang sangat2 buruk. Tapi aku senang kamu mendukung aku.
Kedua, kita berantem, dan lagi-lagi kamu bilang putus. Itu karena aku ungkit-ungkit bahwa kamu manfaatin aku. Maksudku bukan manfaatin dalam hal uang, iya oke, kadang aku ngerasa kamu manfaatin dalam hal itu kalo pas lagi berantem. Cuma saat itu maksud aku adalah kamu manfaatin perasaanku, aku udah kasi semua, perjuanganku, pikiranku, tenaga, uang, semua. Dan terkadang kamu kalau berantem enak aja bilang bubar. Tapi saat itu selain ngajak putus kamu bilang kalau aku adalah satu-satunya orang yang bikin kamu down dan ngerasa gak bisa apa-apa, aku egois dan selalu ngerasa menang sendiri. Aku bener2 gak tau aku seburuk itu dengan semua penjelasan kamu, tentang hidup kamu yang bakalan fine-fine aja kalau aku gak datang ke sini, nyusul kamu. Atau tentang kendaraan yang kamu ambil hanya karena untuk aku. Aku saat itu merasa orang paling buruk di dunia dan ga pengen ketemu kamu. Oke, dan kamu maafin aku dan kita baikan (dengan beberapa syarat dari kamu).
Ketiga, pagi ini aku pengen kamu bisa antar aku ke suatu tempat karena pekerjaanku. Aku tau permintaanku bakalan ga terpenuhi karena kamu sendiri kerja. Lalu aku buka FB kamu dan nemu foto kamu yang di tag temen kamu pas kalian jalan kemarin Minggu. Aku gak tau kenapa, ga bisa lagi kontrol emosi dan aku komen yang intinya menyulut emosi kamu. Dan kamu juga mungkin udah muak sama kelakuan aku yang suka marah-marah kalau keinginanku gak terpenuhi, kamu juga mulai maki-maki aku di FB. Dan aku spechless.
Maksudku, aku tiba-tiba ngerasa biasa aja, kamu ga bisa antar aku maklum, aku ga marah lagi dan ak bisa mengendalikan diriku walaupun aku pengen marah. Cuma sekarang kamu telepon-telepon terus minta putus. Aku antara mikir, dan juga capek kerja, dan juga malas bahas ini, aku pengen bangun aja besok pagi dan kita baik-baik saja.
Aku ga tahu apa yang bakal terjadi beberapa menit ke depan ini. Mungkin kamu bener-bener pergi atau putusin atau apa. Aku gak tau dan saat ini aku bener gak pengen ngerasain apa-apa. Galau pun nggak pengen, seneng juga nggak pengen.
Kadang-kadang aku ngerasa kamu anggap enteng, kamu putusin, kamu maafin, kamu marahin, lalu kamu baikin lagi, kamu manjain lagi. Mungkin kamu tersiksa lakuin itu. Tapi aku bahkan nggak tau, kamu masi sayang aku bener-bener atau nggak karena sekarang semakin sering kamu pengen putus dari aku. Kadang aku ngerasa, TUHAN, apa aku harus bener-bener lepasin dia. Meskipun awalnya adalah kesalahanku. Apa aku gak boleh lagi memperbaiki dan apa dia sudah TUHAN jadikan ga sayang lagi sehingga bisa lepasin aku.
GOD, PLEASE MAKE ME NUMB.